Pola Belajar COVID 19



“MENCIPTAKAN POLA BELAJAR EFEKTIF DARI RUMAH”

Semenjak  krisis pandemi virus Corona (COVID-19) berjangkit di bumi pertiwi ini, semua aktifitas dilakukan di rumah saja. Kerja di rumah ( Work From Home/ WFH ), belajar di rumah dan beribadah di rumah. Hal ini tak lain bertujuan untuk memutus rantai penularan virus corona yang semakin hari semakin meluas di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada situasi dan kondisi seperti itu tidak ada pilihan lagi bahwa proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di sekolah sekarang  dilakukan secara online ( Daring ) dari rumah masing-masing. Dengan demikian untuk menunjang semua aktifitas tersebut dibutuhkan internet  dalam bentuk paket data ataupun Wifi. Disamping itu guru harus telaten menggunakan aplikasi  pembelajaran secara daring ini, seperti aplikasi WhatApp, class google, zoom, webex meeting, rumah belajar kemendikbut, ruang guru dan lain sebagainya.

Dengan begitu secara tidak disadari wabah covid 19 membawa dampak yang positif  bagi dunia pendidikan sekarang ini. kenapa tidak yang sebelumnya baik guru apalagi siswa mungkin hanya mengetahui dan menggunakan suatu aplikasi  saja tapi dengan adanya tuntutan  belajar daring,  guru dan siswa bertambah ilmu dan pengetahuannya  dalam menggunakan berbagai macam aplikasi  digital sekarang ini.  Menurut pak Indra Charismiadji "Banyak hal  yang menarik, lucu, maupun sedih yang terjadi dalam proses belajar dengan daring ini. Bisa dilihat bagaimana gagapnya para pendidik, stresnya orang tua yang mendampingi anak-anaknya belajar di rumah, dan tentunya bagaimana siswa kebingungan menghadapi tumpukan tugas yang aneh-aneh dari para pendidik yang sedang gaptek. Namun demikian guru yang tadinya gaptek dipaksa oleh situasi untuk belajar dan belajar menggunakan teknologi." Awalnya terpaksa akhirnya terbiasa dan mungkin akan  menjadi ketagihan.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan  oleh Bapak Renald Kasali dalam webinar dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional 2020 bahwa sebuah kesulitan akan memaksa manusia untuk berubah. Kita dipaksa untuk merubah sistem oleh virus covid 19. Dalam menghadapi perubahan itu, kita sebagai guru perlu punya komitmen untuk memulai perubahan dan konsisten menjalaninya. Jangan pernah takut dengan kesulitan. Karena kesulitanlah yang dapat menempa manusia. Wabah ini telah merubah sistem pendidikan di Indonesia menjadi pembelajaran jarak jauh. semua pihak mau tidak mau harus mengikutinya. Untuk  menjalankan pembelajaran jarak jauh, diperlukan metode baru, berbeda dengan sistem tatap muka yang biasanya mengandalkan ceramah dan interaksi langsung. Karena kita baru menjalankan sistem ini, banyak pihak yang keberatan terutama dari pihak orang tua. Berbagai keluhanpun akan  bermunculan. 


Semua orang yang terlibat dalam dunia pendidikan  menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran itu bisa terjadi di manapun. Menurut menteri pendidikan bapak Nadiem “Berlangsungnya pembelajaran anak di rumah yang ditemani oleh orang tua secara tidak langsung dapat  memberitahukan kepada orang tua  betapa sulitnya tugas guru di sekolah selama ini. dan menyadari  betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada. Guru, siswa, dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.”


Seiring dengan hal tersebut di atas, pelaksanaan pembelajaran daring di SMP yang ada di Dharmasraya, dari survey yang dilakukan terhadap aplikasi  digital yang digunakan guru PAI SMP    dalam pembelajaran daring diketahui bahwa dari 119 tanggapan 100 %  aplikasi  yang digunakan guru adalah WhatApp, google Class hanya 4,2 % , webex meeting 0 %, rumah belajar dan ruang guru 0 % serta yang menggunakan  aplikasi   lainnya 1,7 %.  Dengan begitu Penggunaan aplikasi  yang dominan adalah WhatApp. Hai ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya :
1.    Belum  semua siswa  menggunakan HP android sehingga siswa selama pembelajaran daring menggunakan hp orang tua mereka.
2.    Keterbatasan siswa dalam menyediakan paket data.
3. Jaringan internet yang belum merata bagus di seluruh wilayah kabupaten Dharmasraya terutama di daerah terdepan (daerah tertinggal, Terdepan dan Terluar).
4.      Belum semua guru bisa mengoperasikan aplikasi  lainnya selain whatApp
Walaupun hanya dengan menggunakan aplikasi yang sangat sederhana dan simple seperti  whatApp tersebut tapi pembelajaran daring boleh dikatakan 85 % dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Yang mana pembelajaran dilakukan dengan beberapa pola, diantaranya :
1.  Membagikan ke WAG suatu video/ rekaman ataupun link youtube untuk ditonton kemudian diminta kepada siswa untuk membuat resumenya dan mengirimkan kembali resume tersebut kepada guru. 
2.   Menugaskan siswa membaca materi dari  buku teks Pendidikan Agama Islam lalu diminta kepada siswa untuk menceritakan apa yang telah mereka baca berupa pidato/ceramah yang dividiokan dan mengirimkan video tersebut kepada gurunya.

3.    Siswa diminta melanjutkan hafalan Al-qurannya di rumah kemudian di setor kepada guru hafalan tersebut dalam bentuk video.


Demikianlah sekilas tentang pembelajaran daring yang berlangsung di daerah kami yang masih sangat sederhana namun siswa sangat antusias dan bersemangat melaksanakannya jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka di sekolah yang kebanyakan dengan metode ceramah dan penugasan saja.

“Awalnya terpaksa kemudian terbiasa dan akhirnya   menjadi kebutuhan”.

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Salam Blogger

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“BAGAIMANA MENCARI IDE DALAM MENULIS”

LANGKAH DASAR MENJADI BLOGGER