"Langkah Sukses Guru Berdedikasi Daerah Khusus Tingkat Nasional"
“KARYA
INOVASI & KUALITAS DIRI”
Resume oleh
Rahmawati, S.Ag. M.Pd
Berbicara karya inovasi dan kualitas diri
rasanya masih jauh dari diri saya. Semenjak jadi guru tahun 2000 sampai sekarang
ini jujur saja, Saya belum mempunyai yang namanya karya inovasi seperti narasumber
kita malam ini. Oleh karenanya Saya sangat berterima kasih kepada om
Jay yang telah mengundang narasumber yang luar biasa, masih muda belia dengan
segudang prestasinya. Siapakah dia?
Simak penjelasan dibawah ini!
Namanya TRI AGUS CAHYONO, M.Pd. lahir di Pacitan, 22 Agustus 1982.
Kesehariannya bekerja sebagai guru di SD Negeri Belik Tepus
Kecamatan Tepus, Gunungkidul. Alamat rumah
RT. 01 RW. 03 Menadi Kec./Kab. Pacitan Jawa Timur. HP: 081392542771. e-mail:
3agusgurdacil@gmail.com
Setiap hari narasumber laju dari Pacitan
ke Gunungkidul menempuh jarak 70 km. PP 140 km. Di perjalanan sering beliau
gunakan untuk memikirkan apa-apa yang harus dilakukan bersama anak-anak
didiknya di sekolah.
Pendidikan terakhir narasumber Program Studi Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) jurusan Magister Pendidikan Dasar-IPA tahun 2015 melalui beasiswa P2TK
Dikdas dengan predikat Cum Laude. Aktif sebagai ketua KKG Gugus V
Purwodadi, Tepus Gunungkidul, DIY.
Narasumber telah mendapatkan berbagai
penghargaan sebagai berikut:
1. Guru Berdedikasi Daerah Khusus TK. Nasional Tahun 2016;
2. Juara I Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran TK. Nasional
Tahun 2016 kategori MIPA;
3. Penghargaan Short Course ke Jepang Tahun 2017;
4. Finalis Olimpiade Guru Nasional (OGN) TK. Nasional Guru Kelas SD
Tahun 2018.
5. Finalis Guru Berdedikasi TK Nasional SD 2019
Setelah moderator mempersilahkan
narasumber untuk memulai kegiatan belajar daring, narasumber mengawali dengan
kalimat “Di sini saya sangat malu jika sebagai narasumber tentu saja Bapak/Ibu
semua lebih berpengalaman dan lebih hebat dari saya. Jadi tolong anggap ini
sebagai sharing pengalaman saja, apa yg telah saya peroleh selama mengabdi menjadi guru.
Untuk mengawali kegiatan ini marilah kita berdoa sesuai kepercayaan kita
masing-masing.” Kalimat ini mengingatkan saya akan sebuah
ungkapan, Padi semakin berisi akan semakin merunduk. Artinya orang semakin berilmu akan
semakin rendah hati. Karena dia menyadari bahwa kepandaiannya masih belum
seberapa. Masih banyak orang lain yang mungkin lebih pandai dari dirinya.
Meskipun orang lain sudah mengakui kehebatannya.
Kuliah online
kali ini dengan Tema
"Karya Inovasi & Kualitas Diri."
Seiring dengan itu beliau menjelaskan bahwa pada hakikatnya sebuah karya inovasi
adalah puncak dari proses belajar seseorang. Sesuai taksonomi Bloom yg telah direvisi
oleh Krathwool ada 6
tahapan berfikir kognitif, yaitu:
1.
Mengingat
(C1)
2.
Memahami
(C2)
3.
Menerapkan
(C3)
4.
Menganalis
(C4)
5.
Mengevaluasi
(C5)
6.
Menciptakan
(C6)
Dalam taksonomi tersebut Karya inovasi
adalah sebuah tahapan puncak dari proses berfikir.Jadi ketika kita menginginkan
sebuah karya inovasi yang baik, maka kita tidak boleh melewati tahapan-tahapan
tersebut. Jangan sampai kita berinovasi tetapi:
a.
Tidak
tahu ilmunya
b.
Tidak
paham maksudnya
c.
Tidak
pernah menggunakan
d.
Tidak
bisa menganalisis bagian-bagiannya
e.
Tidak
bisa menilai kelebihan dan kekurangannya.
Jadi intinya jika anda ingin menciptakan
karya inovasi maka anda harus belajar menguasai materi keilmuan dari karya
tersebut.
Selanjutnya beliau mengatakan, Ketika
final lomba Karya Inobel yang dinilai bukan sekedar bagaimana karya tersebut
atau karya tulisnya tetapi yang paling penting dan lebih utama adalah bagaimana
penciptanya/inovatornya yang akan ditelisik oleh dewan juri melalui presentasi
dan tanya-jawab. Dengan cara kita belajar untuk
meningkatkan kualitas diri dan sekaligus menciptakan sebuah karya inovasi dengan bekerja.
Belajar bisa kita lakukan pada saat mengajar karena
cara belajar yang paling
baik adalah dengan mengajar. Disaat kita melakukan pembelajaran di kelas
maka akan muncul inovasi. Ketika kita sudah pada tahapan C1
sampai C5 akan muncul sebuah ketidakpuasan. Maksudnya setelah kita belajar, mengingat,
memahaminya, menerapkannya, menganalisisnya, tentu kita pasti akan mengevaluasinya (kekurangan dan
kelebihan). Disitulah rasa ketidak puasan akan muncul. Dan daya cipta kita
sebagai manusia ( kreativitas) akan muncul menemukan suatu inovasi dari ketidakpuasan
tersebut. Inilah yang dikatakan inovasi, berkreasi menemukan sesuatu yang lebih
baik dari rasa yang tidak puas terhadap sesuatu yang telah kita lakukan.
Kunci dari suatu Inovasi tersebut adalah Menemukan yang baru, atau Menyempurnakan yang lama. Tidak perlu banyak fungsi tetapi
berpengaruh dan mempunyai rentetan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah. Inovasi tersebut
dapat dituangkan dalam sebuah karya tulis dalam bentuk pengembangan (Research & design) atau dalam bentuk
bestpractise.
Selanjutnya bagaimana kita memilih bidang
yang akan kita buat inovasinya. Kuncinya adalah "APIK" (dikutip dari
Pak Arif Edi)
1.
Asli
(jangan menjiplak)
2.
Perlu
(benar-benar dibutuhkan)
3.
Inovativ
4.
Konsisten
Disamping APIK, judulnya juga menarik, segar/baru, berbeda dari yang lain dan tentu saja harus lolos uji
smiliarity maksimal 30% turnitine. Karya inobel yang juara tidak selalu ada unsur
TIK-nya, namun tergantung
kebutuhan. Karya manual sederhana saja namun idenya luar biasa akan dapat melebihi
karya yg berbasis TIK.
Karena memang Kelebihan dari sebuah karya
bukanlah dari sifat modern atau tradisionalnya tetapi lebih kepada
kebermanfaatan, ide, dan kemudahan untuk digunakan dan direplikan oleh orang
lain. Meskipun karya berbasis TIK kelihatan lebih keren tetapi sulit untuk
ditiru dibuat oleh guru lain atau sulit diaplikasikan di daerah-daerah tertentu
maka nilainya akan kurang.
Sebagai contoh karya inovasi yang mendapatkan penghargaan inobel 2016.
Namanya media "Planetarium Bekam". Media ini adalah hasil dari
ketidak puasan terhadap media konvensional yg selama ini digunakan yaitu globe. Bertahun-tahun menggunakan
globe hasilnya selalu biasa-biasa saja. Anak tidak tertarik/kurang termotivasi
dan prestasi belajar kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena materi bukan pada zona motivasi (jangkauan
anak). Zona motivasi anak itu adalah sesuatu yg menantang namun bisa
dikerjakan. Jadi jika materi terlalu sulit dan terlalu mudah maka dipastikan
anak kurang termotivasi.
Ketika menggunakan globe dalam
pembelajaran IPA untuk menerangkan materi pergerakan Bumi & Bulan, anak
dipaksa berfikir sangat abstrak. Jadi penasaran dengan media ini. Fungsi media
ini adalah mempermudah observasi. Ketika anak memperbandingkan globe yg
diperagakan dengan lampu senter dan mengakomodasikan dengan kejadian sebenarnya
antara Bumi, matahari, dan bulan sangat sulit. Disinilah ketidakpuasan terhadap
globe muncul. Kita analisis kelebihan dan kekurangan globe dalam menjelaskan
materi tersebut.
Kelebihan: 1. Model yg paling sesuai
2. Ada di sekolah
3. Mudah digunakan
4. ...dll
Kekurangan: Tidak bisa menampilkan bagaimana kenampakan
langit dari bumi saat diperagakan. Meskipun anak kelas 6 sudah mampu berfikir
abstrak namun kemampuan tersebut masih terbatas. Khusus pada gerak semu atau
bukan gerak sebenarnya anak sangat kesulitan untuk menerima konsep tersebut.
Misalkan Kita menyampaikan ke anak tentang gerak semu harian matahari. Bahwasanya matahari
tidak bergerak tetapi yang bergerak adalah bumi. Disanalah diketahui Kelemahan globe tidak bisa menampilkan
bagaimana gerak semu matahari. Sehingga menjadi sulit bagi anak. Maka anak akan
lemah motivasinya untuk terus belajar. Itu kendala yg harus diselesaikan.
Disinilah munculnya
ketidakpuasan terhadap globe sehingga muncullah keinginan terhadap inovasi media
yang baru yang biasa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA ketimbang
menggunakan globe. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat meningkatkan.
Kesimpulan :
Dalam berinovasi jangan memikirkan masalah
yang bersumber dari luar seperti lingkungan
sekolah, sarana dan prasarana, dll tetapi fokus pada kompetensi diri, itulah yg akan memudahkan
kita menemukan hal-hal/ide-ide penting yang membantu keberhasilan pembelajaran.
Sehingga tidak hanya inobel yg kita dapat, OGN akan dapat, Gupres (guru
berprestasi) juga akan kita dapat. Jadi tingkatkan kualitas diri untuk karya yang berkualitas.
Terima kasih dan semoga bermanfaat dan
mohon maaf jika ada kekilafan.
Salam blogger,
salam literasi …..
Keren ibu...
BalasHapusTrm ksh ibu🙏
HapusMantap narsumnya
BalasHapusIya, narsumnya luar biasa😆😆
Hapus